Donderdag 09 Mei 2013

Anak sering menangis? Ini penyebabnya!


Bayi dan balita seringkali menangis, terkadang bahkan tanpa
 diketahui alasannya. Sebuah blog Tumblr yang berjudul "Reasons
 My Son Is Crying" menggambarkan secara unik bagaimana anak 
sering menangis karena alasan sepele atau hal-hal yang tak jelas.
Meski begitu, para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan
 di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki
 tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir olehMy Health
 News Daily (14/04).
1. Meminta perhatian
Menangis biasanya dilakukan anak untuk meminta perhatian, barang,
 atau aktivitas. Mereka melakukannya untuk menyuruh orang tua,
 jelas Michael Potegal, seorang ahli perilaku dari University of 
Minnesota Medical School.
Para pencari perhatian biasanya memulai dengan bertingkah 
sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian 
orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk 
mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa.
 Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika
 mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan 
bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika 
orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis,
 ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara
 untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan
 terus menangis
2. Menghindari perintah
Berkebalikan dengan sebab nomor satu, anak dan balita juga 
suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. 
Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis 
tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka
 tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu,
 anak akan menangis karena merasa perintah orang tua 
mengganggu hak otonomi mereka.
Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan 
ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua
 memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan
 sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak
 melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan 
sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga konsistensi
Portegal menyarankan agar jika orang tua tak bisa menghentikan 
tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. 
Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, 
anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi.
Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja 
mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan
 permainan tersebut meski mereka tidak mendapat
 keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.
Itulah beberapa alasan psikologis ketika anak menangis
 dan cara mengatasinya. Lain kali kenali dengan jelas alasan
 di balik tangisan anak Anda sebelum berusaha untuk menghadapinya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking